Selasa, 21 Juli 2015

PANCASILA, TALMUD YAHUDI DAN ISLAM

Diskusi yang menarik antara seorang Cowok Keren ( Om Mochammad Syarif Kholili ) dengan bapak Al Mustadh'afin
semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari diskusi Panjang ini sehingga TIDAK MEMBABI BUTA DALAM MEMANDANG PANCASILA DAN GARUDA yang merupakan Palsafah negara kita.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Status : Al Mustadh'afin : "kenapa doktrin yahudi ko mirip doktrin pancasila, begitu juga dengan lambangnya apa mereka saling perpesan, apa mereka bapak sama anak, apa....?" merujuk pada link berikut : https://www.facebook.com/media/set/?set=a.142803439154897.21113.100002757243891&type=3

berhubung karena terlalu banyk komentar jadi hanya komentar inti atau yang komentar yang benar - benar menjurus kepada Pokok pembahasan yang akan di tampilkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mochammad Syarif Kholili ‎: Assalamualaiku,
Wah ... rame ini diskusinya ....
Saudara Al Mustadh'afin apakah anda masih disana ?


Al Mustadh'afin : alhamdulillah baru ol, waalaikumusalam

Mochammad Syarif Kholili ‎: Mari kita mulai diskusi lagi kendati waktu terbatas.
Bagaimana jika kita buat sistematika untuk diskusi ini agar pembicaraan kita memiliki arah pembicaraan yang konsisten dan tidak melebar kemana mana ?

Al Mustadh'afin :  silahkan tapi saya ini wong awam cuma tamatan SMP

Mochammad Syarif Kholili ‎: heheheee ..... kalimat terakhir anda yang bernada rendah hati adalah perisai paling kuat dalam sebuah diskusi .... Saya juga orang awam.

Mochammad Syarif Kholili ‎: Oke ... sistematikanya akan segera kita sepakati.
Sebelumnya kita rumuskan dulu bahwa inti perbincangan yang coba sampean bangun adalah tentang :
1. Bahwa Bung Karno menyampaikan ucapan jika beliau mendapatkan gagasan2 Pancasila itu dari berbagai sumber
2. Bahwa konsepsi Lima Sila itu berada didalam Khams Qanun yang tertera dalam Talmud dan dengan begitu lima konsepsi itu merupakan turunan langsung.

Benar begitu bukan ?

Al Mustadh'afin :  itu kata irwan s awwas saya kan cuma meyakininya jika pendapat antum lebih benar tentu saya akan memungutnya

Mochammad Syarif Kholili ‎: Alhamdulillah .... komen terakhir anda menegaskan bahwa setiap ucapaan kita dalam diskusi HARUS selalu bersandar pada Maraji'2 atau referensi yang jelas sumbernya dan dapat dipertanggungjawabkan.
SEbagaimana kalimat diatas anda meruju'pada tulisan Irfan S Awwas

Betul begitu ?

Abu Ali Aid : Jika kita mau obyekti menilik sejarah ternyata bukan bentuk sebuah negara yg berpengaruh besar pada kemakmuran sebuah negara memang banyak daulah islamiah yg banyak berhasil tapi juga tak sedikit pula yg hancur berkeping2.hal ini bukan karena bentuk/idiologi negara tp karna ada yg menjunjung keadilan dan ada yg mengabaikannya,dan jika anda membuka Alquran maka anda akan dapati negri apa yg di sifati Alloh dg "Baldatun toyyibatun warobbun ghofur".

Mochammad Syarif Kholili ‎: Dua hal dari akhy sendiri yang akan saya pegangi dalam diskusi ini :

1. Komentar akhy yang kedua dari atas ketika menjawab komentar dari Ukhty Alhamdulillah Zulhilma Aja yg berbunyi :
"soalnya di grup sebelah ga ada jawabanya siapa tahu di gruop ini pinter pinter saya lagi belajar nich"

2. Seluruh komentar antum dari awal diskusi (dari A sampai Z) akan tetap saya gunakan sebagai bahan rujukan perbincangan demi mencari Jawaban sebagaimana saudara inginkan dan demi konsistensi dalam diskusi kita

3. Sebagaimana dikatakan oleh Dzulhilma perbincangan di group ini bisa memakan waktu berhari hari karena masing anggotanya memiliki pekerjaan dan tanggungjawab yang jelas harus lebih didahulukan

Al Mustadh'afin :  menurut pandangan saya "Baldatun toyyibatun warobbun ghofur". akan tercape bila kita amanu wataqwa sebagaimana yang di janjikan alloh dalam suratAl A'raf : 96
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Abu Ali Aid : Negri itu adalah negri saba tuan.

Mochammad Syarif Kholili ‎: Ya Akhy ..... antum mau berdiskusi ataukah berdakwah ?
Mari kita susun runtutan pembicaraan kita agar bisa diikuti dengan enak bahkan bisa akhy bukukan sebagai kenang2an tersendiri dari perbincangan orang AWAM seperti kita.

Al Mustadh'afin : bener akhi tapi quran bukan hanya untuk zaman itu saja, apakah kalimat itu sudah di hapuskan fungsinya oleh Alloh

Mochammad Syarif Kholili ‎: Bukankah sebuah buku harus memiliki Daftar Isi yang sistematis agar enak dibaca ?


Al Mustadh'afin  : akhi muhamad syarif jangan terlalu resmi saya ini bukan profesor ataupun doktor saya hanya suka belajar ajah, pendengaran penglihatan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawaban

Mochammad Syarif Kholili : DAN INILAH SISTEMATIKANYA
Kita akan mengurut perbincangan kita dengan Tema PANCASILA, TALMUD YAHUDI DAN ISLAM ini dalam sistematika pertanyaan pertanyaan dalam pembahasan kita sebagai berikut :

1. Benarkah ?
2. Darimanakah ?
3. Apakah salah ?
4. Bagaimana kaitan Sejarah ?
5. Begaimana dengan Ajaran Islam ?

Setiap dua puluh komen, saya yang ini akan saya tuliskan lagi demi menjaga agar diskusi kita tetap berada dijalur pembicaraan yg. tepat.


Mochammad Syarif Kholili ‎:
Akhy Al Mustadh'afin berkata : akhi muhamad syarif jangan terlalu resmi saya ini bukan profesor ataupun doktor saya hanya suka belajar ajah, pendengaran penglihatan hati semuanya akan dimintai pertanggungjawaban

Sedangkan pada komen antum diatas (Komen ke 21 dari bawah), antum berkata :
Abu Ali Aid jika negara yang anda sebut muncul tentu sejarah islam akan terulanglagi sebagai mana jaman keemasan islam namun saat sekarang rasanya belum saatnya

Mochammad Syarif Kholili ‎:
Di awal diskusi saja sdh ada INKONSISTENSI. Bagaimana mungkin kita akan mencapai jaman keemasan Islam (Komen antum ke 21 dari bawah) jika antum tak sudi pada pendekatan yang sitematis dalam mencari Jawaban demi memperoleh Ilmu Pengetahuan (Komen antum ke 2 dari atas) hanya karena antum bukan professor atau doktor ?

Justru kita harus mencapainya. Bukankah karya2 besar Ibn Sina, Ibn Rusyd, Al Farabi, dsb para ilmuwan masa keemasan Muslim mereka menyusun kerangka berpikirnya dalam suatu runtutan yg sistematis ?

BAGAIMANA MUNGKIN SEBUAH NEGARA ISLAM YANG BISA MENYEJAHTERAKAN UMATNYA BISA TEREALISIR JIKA SEMANGAT UNTUK MERAIH YANG TERBAIK SUDAH DIHINDARI KARENA PESIMIS BAHWA ANTUM BUKAN DOKTOR ATAU PROFESSOR

Mochammad Syarif Kholili ‎:
DAN INILAH SISTEMATIKANYA
Kita akan mengurut perbincangan kita dengan Tema PANCASILA, TALMUD YAHUDI, DAN ISLAM ini dalam sistematika pertanyaan pertanyaan dalam pembahasan kita sebagai berikut :

1. Benarkah ?
2. Darimanakah ?
3. Apakah salah ?
4. Bagaimana kaitan Sejarah ?
5. Begaimana dengan Ajaran Islam ?

Setiap dua puluh komen, komen saya yang ini akan saya tuliskan lagi demi menjaga agar diskusi kita tetap berada dijalur pembicaraan yg. tepat dan betul betul ke arah tujuan.

Mochammad Syarif Kholili ‎:
Akhy Al Mustadh'afin
Kita mengikuti Sistematika

FASHLUN FI "BENARKAH"

Pertanyaan saya :

(1) Benarkah Bung Karno pernah menyampaikan ucapan seperti itu ?
Darimana referensi anda ?

Mohon tuliskan sekali lagi lengkap disini sbgmn pernah antum sampaikan di statusnya ukhty Alhamdulillah Zulhilma Aja kemarin

(2) Benarkah Pancasila memang memang mengadopsi Talmud secara keseluruhan ? Apa buktinya ?

Saya berharap akhy mengajukan sumber2 otentik dalam jawabannya agar bisa dipercaya dan diskusi ini memiliki mutu Referensial.

FASHLUN FI BENARKAH ini mengandung dua pertanyaan, ya akhy
Mohon keterangannya. Dan jangan khawatir, saya juga akan membawa referensi yg dapat dipertanggungjawabkan. Insya Allah.


Al Mustadh'afin : Mochammad Syarif Kholili .saya nic cuma kelas rendahan pendidikan di dapat dari internet dan sumber-sumberlain tidak secara formil, dan saya hanya penyambung lidah dan corong mereka yang saya yakini sebagai kebenaran, jika antum menanyakan yang demikian silahkan hubungi langsung ke sumbernya ( irfan s awwas dan arrahmah.com. tapi jika antum punya hujah silahkan di ungkapkan saya sebagai pembaca yang setia.
ilmu yang benar akan menghasilkan aqidah yang benar, aqidah yang benar akan menghasilkan islam yang benar, islam yang benar akan bermuamalah dengan benar dan hasilnya pun akan benar juga. bagi saya meskipun keluar dari pantat ayam kalau itu memang telor di jamin insaalloh saya telan

Al Mustadh'afin : para ulama bertahun tahun merindukan syariat, tapi kenapa di saat meletakan dasar berketuhanan dengan menjalankan syareat islam bagi pemeluknya hampir final, justru mengalami hal yang tragis, jika kita merasa umat islam hendaknya bangkit dan di pertanyakan mengapa...? kenapa...? tidak bisakah kita mengulanginya...?

Al Mustadh'afin ‎: (2) Benarkah Pancasila memang memang mengadopsi Talmud secara keseluruhan ? Apa buktinya ? .......* bukti autentik saya belum menemukan karena ini masalah isi hati para pembuatnya, tapi dari kenyataan dilapangan demikian antara doktrin pancasila dan doktrin kitab talmud isinya hampir sama dan lambangnya juga sama, hanya beda nama, dan setahu saya yang namanya burung garuda itu tidak ada, apakah itu nama lain dari dewa horus...? saya pun tidak tahu, hanya si pembuatnyalah dan Alloh yang tahu

Faqih Merdeka : saya gak perlu berbuat apapun untuk kemashlahatan ummat! tapi saya wajib berbuat untuk kesejahteraan seluruh rakyat indonesia sesuai apa yang saya mampu!!!.........saya juga gak perlu membela agama Allah! tapi saya wajib membela Indonesia!!! inilah perbedaan saya dengan anda!!! anda tahu irfan awwas itu siapa? dan siapa di belakangnya?!!...kayaknya anda gak perlu tahu terlalu jauh lah....ok

Abu Ali Aid : Orang yg selalu merasa di dalam akan menganggap oran lain selalu di luar.sy,anda dan kita adalah sama,bercita2 sama walau dg cara yg beda.anda menganggap bahwa kulit itu penting tapi bagi isi lebih penting,anda sibuk memperjuangkan dan memerangi logo tapi bagi sya substansi lebih layak di perjuangkan.islam itu untuk semua sobat,bukan semua untuk islam,islam itu ada di manapun di dalam logo apapun dan selama ada kebebasan berteriak"Robbunalloh" maka berteriak perang harus di perangi.



Al Mustadh'afin ‎ : @FAKIH perlu ketahui saya bukanlah salah satu dari para taqlid, mengenal kebenaran bukan dilihat siapa orangnya tapi lihat apa yang di bawanya, antum berkata “saya gak perlu berbuat apapun untuk kemashlahatan ummat! tapi saya wajib berbuat untuk kesejahteraan seluruh rakyat indonesia sesuai apa yang saya mampu!!!.........saya juga gak perlu membela agama Allah! tapi saya wajib membela Indonesia. Menurut saya ini yang di sebut paham kebangsaan, Nasionalisme menurut Hans Kohn d artikan sebagai:
-Keadaan pada individu yg dlm pikiran-nya merasa bahwa pengabdian paling tinggi adalah untuk Bangsa dan Tanah Air-
Nasionalisme sebenarnya ide absurd, tdk mengandung pengertian YANG PASTI, yang MUNCUL DARI HAWA NAFSU EGOISME JAHILIAH SEMATA !!!

Nasionalisme tdk layak untk membangkitkan umat manusia. Sebab dlm membangkitkan di prlukan suatu pemikiran yg menyeluruh (fikrah kulliyah) ttg khdpan, alam semesta dan manusia srta pemikiran ttntu untk memecahkan problem kehidupan (Taqiyuddin Nabhani 1953)
paham kebangsaan ini disebut juga paham ashobiah bagai mana bila di tinjau dari perkataan rosul ...? Dari Abu Hurairah ra katanya:

"Rasulullah saw bersabda: "Siapa yang menghindar dari mematuhi Imam dan memisahkan diri dari jama'ah, kalau dia mati, maka kematiannya serupa kematian masa jahiliyah (masuk neraka). Dan siapa yang mati terbunuh di bawah bendera perjuangan buta, marah untuk mempertahankan KESUKUAN/KEBANGSAAN(Ashobi
yah), berperang untuk menolong KESUKUAN/KEBANGSAAN, maka orang itu TIADA TERMASUK UMATKU.
Siapa yang memisahkan diri dari umatku untuk membinasakan umatku, dibunuhnya
orang yang baik dan orang yang jahat dan tidak memperdulikan bahwa yang dibunuhnya itu orang beriman, tidak memenuhi janji terhadap orang yang telah berjanji (tidak akan menyerang), maka orang itu tiada termasuk umatku."

(HR. Muslim)


Al Mustadh'afin  : AKHI ABU bener ... makanya di atas saya menuliskan kita ini lagi mencari wasilah, kebenaran mutlaq hanya milik alloh, tapi henndaknya alquran dan sunah di jadikan cermin, karena al qur'an menjamin kebenaran itu sendiri. coba lihat pertanyaan saya di setatus" kenapa doktrin yahudi ko mirip doktrin pancasila, begitu juga dengan lambangnya apa mereka saling perpesan, apa mereka bapak sama anak, apa....? ingat doktrin adalah sebuah ketaatan dan ketaatan adalah termasuk dien, jadi din jangan selalu di artikan Agama, jika ketaatan lari dari alquran dan sunah maka bisa bermakna toghut

Al Mustadh'afin : rosul sudah memprediksi lewat sabdanya yang di riwayatkan oleh Abu Sa'id Al Kurdi "Rosululloh bersabda kalian akan mengikuti jejak-jejak umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka memasuki lubang biawaK, kalian akan mengikuti mereka" Kami bertanya waha rosullulloh Apakah mereka itu orang YAHUDI dan NASRANI...? jawab bliau ,"SIAPALAGI KALU BUKAN MEREKA"(8:57 Sohih Muslim)

Alhamdulillah Zulhilma Aja : bagaimana klo diskusi kali ini biarkan Al Mustadh'afin dengan Om Mochammad Syarif Kholili biar lebih fair..klo dri pluralis nyerbu semua bisa2 dikatakan "KUcing Berebut Mainan" setuju g om2/ abang2 y sebrnya agar diskusinya g ngalor ngidul ..klo ada yg bisa membawa alur diskusinya sprti yg dirumuskan Om Syarif y boleh2 saja namun kalau makin membuat ngambang sebaiknya biarkan mereka berdua dulu ..

Abu Ali Aid : Monggo sja.

Faqih Merdeka : hahahhahhaahahaha......semakin jelas siapa anda!gini aja anda gak perlu sok merendahkan diri anda sebagai "yg lemah" dan "yang tak berpendidikan".satu hal yg anda tidak sadar ternyata anda tidak bisa mengakui Indonesia.ya sudah...hanya waktu yg bisa merubah.saya tahu Indonesia dan Islam dan saya tahu bagaimana memperlakukan keduanya.Anda pun punya cara tapi jauh berbeda dengan saya.Diskusi begini sudah selesai saat 45' dan sekarang tak kan ada nilainya bagi saya.ayo berbuat untuk tanah yang sedang dipijak.kalo saya dan anda bergesekan di lapangan bahkan sampai harus berperang saya malah senang!tapi kalo anda pengen bela islam harusnya pasang foto yang asli.sebab islam gak suka sama yang banci...tunjukan "haa ana-dza!"

Faqih Merdeka : Mas Zul,sepakat.dengan syarat nama saya gak dipanggil sama orang ini....saya menoleh kalo dipanggil.

Alhamdulillah Zulhilma Aja : sip bang Faqih Merdeka ..biar kesannya kita g berburu daging bang :D

Faqih Merdeka : kebetulan,,,,sebenarnya saya belum makan daging ni...rencananya hari ini nyikat abizzz

Mubarok Syah ‎: :D
sip! bener yang dikatakan mbak zul...
ikan hiu ikan badak,
kalo begitu, ai lop yu ol mendadak!
xixixi...

Alhamdulillah Zulhilma Aja : bang Mubarok Syah hihihihiikan hiu makan tomat ..i love you so much wkkkwkw

Mochammad Syarif Kholili ‎: akhy Al Mustadh'afin ... apakah anda masih ada ?

Mochammad Syarif Kholili ‎: Al Mustadh'afin antum memberikan jawaban2 bersayap dan remang2 terhadap diskusi kita. Lumayan politis. Contoh jawaban antum ini :
"saya hanya penyambung lidah dan corong mereka yang saya yakini sebagai kebenaran, jika antum menanyakan yang demikian silahkan hubungi langsung ke sumbernya (Irfan S Awwas maksudnya)".

Tanggapan (1)
Bagaimana sebuah diskusi bisa mendapatkan perimbangan dua arah antara saya dan antum jika antum -sebagai pihak yang menyajikan soal diskusi- belum membaca langsung apa yang ditulis oleh Irfan S Awwas dalam bukunya : Doktrin Zionisme dan Ideologi Pancasila.

Padahal saya ingin sekali mengetahui isi buku tersebut ketika antum memulai diskusi ini. Mengapa ? Karena sekedar informasi yang berasal dari tulisan pendek Ifran S Awwas di voa.islam atau dalam artikelnya yang diterbitkan di majalah Gatra (pada Mei 2011) sudah tentu kurang mendalam dan sangat terbatas informasinya.

Kelemahan argumentasi antum justru terletak dalam keringnya referensi yang digunakan untuk membangun perbincangan. Hal ini penting justru agar data yang disajikan bisa meyakinkan dan memberikan jawaban yang lumayan kokoh sebagaimana diminta antum dalam komen kedua.

Tetapi yang lebih penting adalah komen antum yang kedua. Yang masih saya tulis tanggapannya. Jika antum masih bersedia.

Al Mustadh'afin : Akhi apa yang musti di diskusikan saya ini butuh komentar , lihat pertanyaan saya “kenapa doktrin yahudi ko mirip doktrin pancasila, begitu juga dengan lambangnya apa mereka saling perpesan, apa mereka bapak sama anak, apa....? di tempat lain tak ada jawaban jika disini antum mau menjawab saya akan berterimakasih atas infonya yang berharga, jika nanti jawaban antum kurang pas di benak saya tentu saya akan kommen dan mempertanyakanya, masalah pendapat irwan awwas dan apa yang di tulis di majalah gatara adalah justru menjadi tantangan agar para pembela panccasila bisa berpikir dan berkoment memberi alasan yang tepat, sekali lagi saya ini lagi mencari kebenaran. Silahkan memberi hujah .....

Kolor Tetep Kenthir : nyimak , ah,,

Mochammad Syarif Kholili ‎: Al Mustadh'afin
Saya bersedia melanjutkan diskusi ini semata karena kalimat rendah hati anda untuk berbagi pengetahuan. Dengan begitu, saya mencoba mengabaikan apapun dugaan politis yang hinggap dibenak saya mengenai apa yang menjadi tujuan anda melontarkan diskursus ini.

Sebelumnya ingin saya tegaskan kepada anda bahwa SAYA ADALAH ANGGOTA GROUP INI YANG PALING AWAM. DALAM GROUP INI MASIH BANYAK GRAND MASTER LAIN DIATAS SAYA YANG KEBETULAN SAJA MASIH SIBUK DENGAN PEKERJAANNYA SEHINGGA "GAK NGURUS" DENGAN DISKUSI YANG COBA ANDA BANGUN INI.

Mochammad Syarif Kholili ‎: Bahwa Khams Qanun yang terdapat dalam Talmud mengandung lima ajaran yang sangat mirip dengan Pancasila memang iya. Yaitu :
1. Monotheisme
2. Humanisme
3. Nasionalisme
4. Demokrasi
5. Sosialisme (1)

Tetapi jika kita menegaskan bahwa Pancasila adalah keturunan dari Lima Qanun tersebut, maka sungguh itu sebuah asumsi yg gegabah. Patut anda ketahui bahwa sebelum ditetapkannya, para founding father negara ini lebih dulu terlibat dalam perdebatan sengit untuk menetapkan Dasar Negara tersebut


Mochammad Syarif Kholili ‎: Yang perlu kita garis bawahi adalah bagaimana Para Kyai selevel K.H Wahid Hasyim, K.H Masykur, , K.H Kahar Muzakkir terlibat dalam perdebatan yang panas mengenai Dasar Negara. Sehingga,
- Sila pertama mendapatkan tambahan "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" kendatipun anak kalimat ini kemudian dihapus demi mempertahankan keutuhan negara. *
- Sila kedua yang semula hanya disebutkan dg bunyi "Kemanusiaan"oleh Soekarno mendapatkan tambahan "Yang Adil dan Beradab" atas usulan dari KH. Kahar Muzakkir. (2)

............................................................

Catatan agar saya tidak lupa untuk Fashlun selanjutnya

* Sangat tampak bahwa pemimpin Islam waktu itu lebih mementingkan pendekatan nilai-nilai esensial dari sila-sila yang terkandung dalam Pancasila yang dalam pemikiran mereka, sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Mereka lebih bersusah payah memikirkan PERSATUAN Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama dan berbagai macam suku bangsa yang tersebar diribuan pulau daripada sekedar mencari kemenangan Syariat dg cara memformalisasikan Syariah kedalam Dasar Negara.

Pendekatan seperti ini, adalah apa yang sekarang kita sebut sebagai pendekatan "Substansialis" untuk membedakannya dengan pendekatan "Skripturalis" atau "Literalis" dalam memahami sebuah Teks yang hanya bersandar pada sisi luarnya saja. Dan tampakjnya, pola pendekatan terakhir yang "Ala Kadarnya" inilah yang disukai oleh teman2 anda. Sebuah pendekatan terhadap teks yg membabi buta atau memakai Kacamata Kuda dalam memandang permasalahan yang lebih esensial dan signifikan bagi kepetingan yang lebih luas.

........

Komen yang ini penting untuk melakukan pembacaan terhadap apa tujuan anda membangun diskusi ini. Jangan jangan itu dilontarkan untuk tujuan menggoyang keutuhan Negara RI melalui cara baca terhadap Sejarah Pancasila yang bersifat Dzahiry semata.

.......

Kang Mubarok Syah ... tolong di like lagi... wkwkwkwk ... syukron


Mochammad Syarif Kholili ‎: Perdebatan itu membuktikan bahwa Pancasila tidak langsung diterima begitu saja oleh anggota BPUPKI yang didalamnya juga terdapat wakil wakil dari golongan ISLAM selain golongan nasionalis. (3)

Itu berarti, Pancasila bukan sebuah "Jiplakan Total" dari Khams Qanun Dalam Talmud Yahudi. Juga bukan konsep yang bersifat Taken For Granted alias "diterima mentul mentul" dari Soekarno lantas rame-rame disetujui oleh anggota BPUPKI sebagaimana pernah anda sampaikan dalam diskusi di statusnya Hilma kemarin dengan membawa kutipan Irfan Awwas mengenai ucapan Bung Karno *

Dengan demikian, asumsi bahwa Pancasila adalah anak bapak dengan Khams Qanun (seperti yang anda tulis dalam status diatas) menurut saya, KURANG DAPAT DITERIMA OLEH NALAR.

.............

* Padahal konsep yang disampaikan oleh Soekarno dalam pidatonya yang terkenal pada 1 Juni 1945 mengenai rumusan Pancasila hanya berbunyi demikian :
1. Kebangsaan
2. Internasionalisme, perikemanusiaan
3. Permusyawaratan Perwakilan, Mufakat.
4. Kesejahteraan
5. Ketuhanan

Baru setelah mendapatkan tanggapan2 yang begitu hangatnya-lah Rumusan Pancasila berwujud seperti kita ketahui sekarang


Mochammad Syarif Kholili ‎: Berkenaan dengan Lambang Burung Garuda.
Memang iya bahwa lambang Burung Garuda tersebut sangat mirip dengan Simbol Dewa Horus dalam MITOLOGI MESIR Dan Dewa Horus ini menjadi kepercayaan Kaum Masonik (Freemansory).*

Lantas siapa perancang Lambang negara tersebut ? Dia adalah Sultan Abdul Hamid Al Kadrie yang lebih dikenal dengan nama Sultan Hamid II yang masih keturunan dari Sultan Pontianak. Sultan Hamid II ini pernah bersekolah di Belanda dan kemungkinan berkenalan dengan gagasan2 Freemasonry disana. Termasuk pengetahuannya tentang simbol Dewa Horus. Atau bahkan ketika dia bersekolah di sekolah Belanda pada masa penjajahan. (4)

............

Catatan :

* Untuk sejarah penciptaan Lambang Burung Garuda silahkan cari di Internet banyak. Saya gak mau capek capek kalau di Google sudah ada dan tinggal kilk. Patut anda ketahui bahwa komentar saya disini langsung merujuk kepada literatur, bukan hasil Google.

Untuk link dimaksud misalnya ini :
http://www.garudajepara.com/artikel/sejarah-penciptaan-lambang-garuda-pancasila/

Sejarah Penciptaan Lambang Garuda Pancasila | Garuda Jepara
www.garudajepara.com
Sejarah Penciptaan Lambang Garuda Pancasila


Mochammad Syarif Kholili ‎: Tetapi kenapa kalau mirip dengan simbol Dewa Horus ? ... Wong cuman sekedar mirip gitu aja koq repot. Emangnya mau diganti ?
Ngapain juga lagee wong Lambang udah jadi koq mau di ureh-ureh. Mending Masjid masjid yang rusak diperbaiki agar bangunannya lebih bagus daripada Lambang Negara di utak atik. Itu lebih manfaat.

Lagipula, sekedar lambang saja apakah akan mengguncang aqidah umat Islam di Indonesia sehingga dikhawatirkan menyembah Dewa Horus ? ... hahahaa ... Rasanya hal ini terlalu dibesar-besarkan.
Sejak kapan masyarakat Indonesia kenal Dewa Horus ? kalau Dewa 19 sih iya, mereka kenal sejak tahun 1990-an.

Lagipula, lambang Negara Arab Saudi yang "Negara Islam" itu malah bergambar Pohon Kurma dan Pedang Bersilang, apa berarti mereka Yid Sayyid Wahabi disana menyembah pohon kurma ?.
Lambang Negara Afghanistan malah mirip Taj Mahal yang itu adalah makam. Apa berarti orang Afghanistan menyembah makam ?
Dan yang paling fenomenal, lambang negara IRAK, SURIAH, LIBYA, MESIR, hampir mirip dengan lambang Negara kita yaitu berupa Burung dengan Tameng didadanya. Dengan sayap terkembang lebar sebagai petanda utk terbang menuju kemajuan dan kemakmuran.

Mengapa anda gelisah dengan lambang itu ? Dan mengapa sayyid sayyid Wahabi disana tidak mempermasalahkan lambang negaranya yang mirip simbol Dewa Horus ? Tolong kabarkan pada mereka bahwa lambang tersebut Bidáh karena mirip simbol Dewa Horus dan tidak mirip simbol Dewa 19 ... Jreeeeng *betot senar gitar*


Irung Growong : Kalau lambangnya ganti manuk emprit yg asli indonesia,qiqiqiqiiqiqi malah banyak wanita yg protes kurang gedheeee...kwkwkwkkwkwkwk


Mochammad Syarif Kholili ‎:
Catatan Kaki :

(1) Guna membaca lebih jauh mengenai Talmud Yahudi alangkah baiknya anda mencari rujukan berikut :
1. Zhafaruddin Islam Khan : Talmud, Tarikhuhu Wa Talimuhu
(Beirut, Darl Al Fikr, 1972)

..............

(2) Untuk Sejarah bagaimana proses "panas" Pancasila ditetapkan dalam sidang BPUPKI sebagai Dasar Negara serta bagaimana peran Umat Islam didalamnya, silahkan baca :
1. Andre Feillard : Nahdlatul Ulama Vis A Vis Negara (Jogja, LKIS, 1999)
2. Einar Martahan Sitompul M.Th, NU dan Pancasila (Jogja, LKIS, 2010)
3. A. Syafií Maarif : Islam Dan Politik DI Indonesia, (Jogja, IAIN SUnan Kalijaga Press, 1988)
4. Fachry Ali : Merambah Jalan Baru Islam, (Bandung, Mizan, 1986)

Sebuah buku baru ini juga sangat layak utk memahami Sejarah Pancasila :
Yudhi Latif : Negara Paripurna (Jakarta, Gramedia, 2011)

...............

(3) Untuk mengetahui bagaimana gerakan Freemasonry telah ada di Bumi Nusantara sejak masa penjajahan, silahkan membaca :
1. Artawijaya : Jaringan Yahudi Internasional Di Nusantara (Jakarta, Pustaka Al Kautsar, 2010)

Daripada surfing di Internet dan bertanya pada Mbah Google, buku ini menyajikan data yang luar biasa berlimpah.

Menarik untuk dikaji bahwa dalam buku ini juga ditegaskan bahwa Organisasi Freemasonry telah berperan dalam mendirikan sekolah2 Belanda yang mengakomodir Kaum Pribumi untuk masuk dan belajar didalamnya. Hadirnya sekolah2 Belanda ini -secara eksplisit- sering "kita baca" sebagai bagian dari pelaksanaan Politik Etis Pemerintah Belanda kepada Bangsa Indonesia.

Dari sekolah sekolah Belanda inilah besar kemungkin bahwa lulusan yang kemudian menjadi tokoh-tokoh perjuangan Nasional memiliki silsilah Genealogi Intelektual dengan gagasan gagasan Demokrasi, Sosialisme, Humanisme, dan Nasionalisme sebagaimana yang termaktub dalam Khams Qanun. Kalau untuk monotheisme pastilah mereka dapat dari Agama Islam yang sudah lebih dulu ada tinimbang organisasi Freemasonry di Bumi Nusantara, yaitu sejak masuknya Islam ke Indonesia.

Nah silahkan anda timbang kembali pertanyaan anda dengan membaca komentar2 saya diatas. Saya berharap anda lakukan dengan pembacaan substansial atas Sejarah dan bukan hanya memandang kulit luar saja ketika memandang peristiwa. Jika yang terakhir ini yang anda lakukan, maka yang akan hadir nanti hanyalah reaksi reaksi apologis ideologis yang biasanya mengenyampingkan akal sehat dan hny berteriak Thaguuut Thaguuut tak tentu arah.


Mochammad Syarif Kholili ‎:  Adapun mengenai kesesuaian lima sila tersebut dengan ajaran Islam rasanya anda sudah tak perlu saya ajari lagi. Nilai nilai agung ajaran Islam sudah mencakup kelima sila tersebut bahkan tanpa seorang Muslim diminta untuk menafsirkan dan mengkontekstualisasikan Pancasila dengan Ajaran Islam. Misalnya, untuk Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai dengan Qul Huwallahu Ahad ... dst.

Rasanya koq terlalu naif kalau diskusi ini juga menjabarkan kesesuaian Ajaran Islam dengan Pancasila. Bukankah anda bisa cari di Google kalau cuma untuk masalah definitif belaka. Lantas dengan begitu anda tak menyebut kaum muslim Pancasilais sebagai penyembah Pancasila.
Itu fikiran terlalu kekanak-kanakan.

Semoga bermanfaat.
Wallahul Haady wahuwa a'lamu bish showab.


Mochammad Syarif Kholili ‎ :
Akhy Irung Growong ... wkwkwkwk ... itu bisa lebih Bidáh ya akhy


Al Mustadh'afin : Sebelum merumuskan Pancasia bukankah di indonesia sudah ada gerakan Fremasonry ...?
apakah anda yakin tidak ada benang meraahnya ...?
kenapa penjabaran pancasila tidak jauh beda dengan Khams Qanun” sebagaimana ditulis Abdullah Patani dalam bukunya Freemasonry di Asia Tenggara.

Jasad tanpa ruh tidak akan bermakna, begitu pula pancasila tidak akan bermakna tanpa penjelasanya. Anda sangat yakin bahwa pancasila sudah sesuai dengan ajaran Alquran, apakah yang di maksud makna penjabaran tentang pancasila juga sesuai dengan kemauan Alloh...?
jika demikian maka menurut saya pendapat anda kurang tepat, karena akan banyak sekali di jumpai petentangan didalamnya. Contohnya masalah keadilan, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan....”(Al Hadiid : 25)
Dari ayat diatas jelas keadilan yang dimaksud harus berdasar Apa yang diturunkan Oleh Alloh lewat rosulnya, keadilan membutuhkan kekuasaan, tanpa kekuasaan yang berdaulat tidak mungkin aka terjadinya keadilan, karena akan tertekan oleh pihak luar. Jika yang di kehendaki oleh Alloh keadilan berdasar islam jelas kita membutuhkan kekuasaan yang islami jika kekuasaaan sudah islami maka disebut negara yang selamat yang berarti pula negara Islam/pemerintahan islam. Cara-cara membentuk kekuasaan yang islami sudah diatur dalam Alquran dan sunah bukan berdasar hawanafsu manusia.

Benarkah sila ketuhanan yang maha esa sesuai dengan Kalimat qulhuallohuahad..?
Menurut kh. Firdaus An, kata ketuhanan akan bermakna banyak tuhan, juga penjelasanya tentang pancasila mempersilahkan bertuhan selain kepada Alloh asalkan esa, sedang surat Alikhlas jelasjelas mengajarkan agar kita bertauhi d (menjadikan Allah sebagai satu-satunya ilah.) jadi yang pas makna pancasila sila “ketuhanan yang maha esa” adalah monotheisme bukan tauhid.
Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan. Tuhannya sendiri. Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih, yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhamad s.a.w, orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab-kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan. Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya “ber-Tuhan secara kebudayaan”, yakni dengan tiada “egoisme-agama”( pidato sukarno sumber https://www.facebook.com/note.php?note_id=149399918478692)
Mengabdi bukan selalu bermakna menyembah, mengabdi bisa berarti ketaatan, sedang ketaatan adalah dien jadi doktrin pancasila menurut saya adalah salah satu dari dien mari kita lihat pendapat mereka
Dalam kamus Lisanul Arab dijelaskan tentang makna kata “ad dienu” : Ad Dayyanu adalah salah satu nama Allah Ta’ala, maknanya al hakamu al qadhiyu (Yang Maha Memutuskan perkara dengan adil)…Ad Dayyanu juga bermakna Al Qahharu, merupakan bentuk Fa’aal dari kata kerja Daana An Naasa, maknanya memaksa manusia untuk mentaatinya. Dikatakan Dintuhum fa Daanuu, maknanya saya memaksa mereka sehingga mereka taat.

Dalam Al Qur’an disebutkan:
(artinya), ”Tidak sepantasnya bagi Yusuf menghukum saudaranya dengan dien- malik (undang-undang raja) kecuali Allah Ta’ala menghendakinya.” ( QS. Yusuf :76). Jadi dalam ayat ini dien di artikan sebagai “undang-undang”

Imam Qatadah mengatakan,” Dengan ketetapan (qadha’) raja.” Makna dien adalah hal (keadaan). Makna dien adalah apa yang ditaati oleh seseorang. Makna dien adalah as sultanu (kekuasaan). Makna dien adalah wara’. Makna dien adalah al qahru (memaksa). Makna dien adalah ketaatan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan; Dien adalah ketaatan. Jika sebagian dien (ketaatan) menjadi milik Allah dan sebagian dien lainnya menjadi milik selain Allah, maka wajiblah diadakan perang (jihad) smpai seluruh dien menjadi milik Allah. Dien adalah mashdar. Sedangkan mashdar itu disandarkan kepada fa’il (pelaku / subyek) atau maf’ul (obyek/yang dikenai pekerjaan). Dikatakan Daana fulaanun Fulaanan : jika fulan beribadah dan mentaatinya. Sebagaimana dikatakan daanahu jika menghinakannya. Seorang hamba yadiinu Allaha, maknanya beribadah kepada-Nya dan mentaati-Nya. Jika dien disandarkan kepada hamba, itu karena ialah hamba yang taat, dan bila disandarkan kepada Allah itu karena Allah-lah yang diibadahi dan ditaati.( Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa XXVIII/544 dan XV/158.)

Ustadz Abul A’la Al Maududi mengatakan :
Yang dimaksud dengan dien adalah qanun (undang-undang), hudud (peraturan), asy syar’u (perundang-undangan tertinggi), thariqah (jalan) dan nidzam (system) pemikiran dan pebuatan yang dengannya manus ia mengikat (mengatur) dirinya. Jika sultah (kekuasaan) yang menjadi dasar seseorang dalam mengikuti sebuah qanun atau nidzam adalah sultah Allah Ta’ala : maka tidak diragukan lagi orang tersebut berada dalam dien Allah. Adapun jika kekuasaan tersebut adalah kekuasaan seorang raja, maka orang tersebut berada dalam dien raja tersebut. Jika kekuasaan adalah kekuasaan para tokoh dan pendeta, maka ia berada dalam dien mereka. Begitu juga jika kekuasaan itu adalah kekuasaan keluarga atau mayoritas, maka ia berada dalam dien keluarga atau mayoritas. Allah berfirman : “ Dan Fir’aun berkata,” Biarkanlah aku membunuh Musa dan supaya ia berdoa kepada rabbnya. Sesungguhnya aku khawatir ia akan merubah dien kalian atau berbuat keruskan di muka bumi.” [QS. Al Mu'min :26]. Dengan mengkaji seluruh rincian kisah Musa dan Fir’aun dalam Al Qur’an, tidak ada keraguan lagi bahwa kata dien dalam ayat-ayat tersebut tidak sekedar bermakna agama dan keyakinan (kpercayaan) semata. Tetapi yang dimaksud dengan dien adalah juga daulah (negara) dan nidzamul madinah (system/undangundang negara). Yang ditakutkan dan diterangkan secara terang-terangan oleh Fir’aun adalah (kekhawatirannya) jika Musa berhasil dalam dakwahnya, negara akan lenyap dan system perundang-undangan yang tegak di atas kekuasaan Fir’aun dan undangundang serta budaya yang telah laku akan di cabut sampai s eakarakarnya.”( Ustadz Abul A’la Al Maududi, Al Musthalahaatu Al Arba’atu Fil Qur’an hal. 125)

Jadi jelas doktrin ketaatan pada pancasila adalah bagian dari dien. mentaati salah satu doktrin selain kepada Alloh dan rosulnya adalah tsananan(berhala) sebagai mana yang di jelaskan dalam surat angkabut ayat 17( sesungguhnya apa yang kamu taati selain alloh adalah berhala)


Al Mustadh'afin:  isi pancasila dan penjelasanya tidak jauh beda dengan doktrin yahudi berart melaksanakan ajaran pancasila sama saja melaksanakan ajaran yahudi begitulah menurut pendapat saya


Ibliziyyulhaq Rojim : Al mustadh'afin , emangnya kalau garuda itu mirip dg penggambaran dewa horus , pancasila itu mirip dg Qonun khoms -nya talmud atau doktirn zionisme trus kenapa? Repotnya dimana?


Al Mustadh'afin  : Ibliziyyulhaq Rojim beratrti prekdisi rosululloh beberapa abad yang silam itu benar sebagai mana yang saya tulis di atas" di riwayatkan oleh Abu Sa'id Al Kurdi "Rosululloh bersabda kalian akan mengikuti jejak-jejak umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka memasuki lubang biawaK, kalian akan mengikuti mereka" Kami bertanya waha rosullulloh Apakah mereka itu orang YAHUDI dan NASRANI...? jawab bliau ,"SIAPALAGI KALU BUKAN MEREKA"(8:57 Sohih Muslim)


Mochammad Syarif Kholili ‎: Al Mustadh'afin  Tampaknya anda tidak sungguh2 membaca komentar yang saya berikan. Tolong lihat lagi komen saya tentang Catatan Kaki. Disana dijelaskan bahwa Freemasonry itu sudah ada di bumi Nusantara sejak zaman penjajahan Belanda. Kan sudah saya tulis ?

Terus masih saja anda bertanya, apakah ada benang merah ?
Ya Allah Ya Rabb ... piye karepnya sampean ini ya akhy ? .. heheee

Bukankah di komen itu juga sudah saya jawab bahwa memang ada kemungkinan Tokoh tokoh Perjuangan Nasional kita -termasuk Bung Karno- berkenalan dengan isu-isu Humanisme, Sosialisme, Nasionalisme, dan Demokrasi itu lewat sekolah2 Belanda itu.

Lalu kenapa ?
Apakah hanya karena gagasan2 itu "DIDUGA" berasal dari Kaum Freemasonry maka anda mencapnya sebagai gagasan Kafir dan semua orang Islam wajib menolaknya ? .... itu Nalar macam apa ?

Tolong dilihat lagi komen anda diatas, anda berkata bahwa telur itu akan anda ambil meskipun berasal dari pantat ayam.
Dalam konteks ini saya mohon agar anda jangan sering2 terjatuh dalam Contradictio In Terminis justru pada ucapan2 anda sendiri.


Mochammad Syarif Kholili ‎:
Jika anda menolak gagasan2 Humanisme, Nasionalisme, Demokrasi dan Sosialisme hanya karena dinilai bahwa semua itu adalah produk Yahudi, maka mengapa anda memakai Fecebook ?

Padahal anda tahu bahwa Facebook ini adalah milik orang Yahudi dan pembuatnya adalah Yahudi. Dan terutama sekali, anda juga mematuhi peraturan2 Facebook misalnya : Anda harus bikin email dulu untuk membuat akun facebook, harus bikin Kata Sandi, dsb. Dan itu, jelas sekali adalah peraturan yang wajib ditaati. Kalau tidak, anda tidak akan bisa memiliki akun Facebook.

Nah, apakah dengan mematuhi hukum yang dibuat oleh Mark Zukcerberg ini dapat diartikan bahwa anda telah menyembah kepadanya ? Telah ber-dien kepada Zuckerberg ? Bukankah lebih konsisten jika anda tidak usah main facebook saja mulai sekarang karena facebook ini adalah miliknya orang Yahudi.

Saran saya, agar segera anda menutup akun Facebook anda supaya tidak menjadi Kafir karena mematuhi aturan2nya. Jika anda tetap main Facebook, maka anda sekali lagi tidak konsisten.

Yang terakhir ini anda malah jatuh kedalam Contradictio In Ngelimis.
*Ngelimis itu bahasa Madura, artinya malu-malu tapi mau ... hehee*


Al Mustadh'afin : akhi jika kita berperang melawan musuh lau kita mendapat kemenagan maka barang milik mereka menjadi milik kita, apakah kita dilaraang menggunakanya meski barang tersebut produksi mereka...? menurut pendapat saya kita lihat mamfaat dan mudorotnya. sedang nasionalime, demokrasi dsb jelas jelas membawa mudorot yang sangat banyak bagi kemaslahatan dunia dan akhirat


Al Mustadh'afin : lagian itu sistem dan sistem termasuk dien

Al Mustadh'afin : alloh menjelaskan sesungguhnya dien yang diridoi alloh hanyalah islam

Mochammad Syarif Kholili ‎ : Jawaban anda tidak logis terhadap pertanyaan saya. Koq bisa Facebook disamakan dengan Ghanimah ? ... heheheee

Kapan anda mengalahkan Mark Zuckerberg di Medan Perang sehingga anda berkata, "jika kita berperang melawan musuh lalu kita mendapat kemenagan maka barang milik mereka menjadi milik kita, apakah kita dilarang menggunakanya meski barang tersebut produksi mereka...?"

Analogi anda tidak masuk akal. Maaf ... hehehehee

Yang jelas, malah Mark Zuckerberg yang menang. Buktinya anda mematuhi aturan2nya Mark dalam menggunakan Facebook.
Dan jika mengikuti paham anda, maka anda sesungguhnya sudah ber-dien kepada Mark Zuckerberg karena telah mantaati aturannya, bahkan anda malah ketagihan sama produk Yahudi yg bernama Facebook. Dengan begitu, sesungguhnya anda telah Kafir -sama seperti saya- karena mentaati aturan yang dibuat oleh Zuckerberg ... heheee



Mochammad Syarif Kholili ‎:  Oke diskusinya dilanjutkan nanti. Saya harus mandi.


Al Mustadh'afin : akhi apakah itu masalah hal yang syar'i...? antum a'lamu bi umuridunyakum begitulah kira kira perkataan rosul, kita jangan menyulitkan diri sendiri, lihat dari mamfaat dan mudhorotnya, apakah saya menggunakan senjata produksi orang kafir lalu saya mengikuti panduan cara penggunaanya termasuk-hal-hal yang membatalkan islam...?


Al Mustadh'afin : ok saya juga mau ngantar anak sekolah dan ke kantor


Al Mustadh'afin : yang atum pertanykan adalah masalah sistim hidup yang sangat banyak kaitanya aqidah islam

Ibliziyyulhaq Rojim : Ali mustad , berarti prediksi rosululloh diatas itu benar? Atas riwayat abu said al-khudri?
Ada banyak kejanggalan jika anda mengaitkan tema ini dg riwayat dari abu said itu ,ali ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer